MEDAN - Akhir-akhir ini di Kota Medan marak terjadinya perilaku tercela seperti pembegalan oleh manusia yang tidak bertanggung jawab, aksi kriminalitas ini sering terjadi saat malam hari bahkan tidak memandang waktu maupun bulu melainkan adanya kesempatan dalam kesempitan, para pelaku pembegalan ini sering mengincar korban-korban yang mengendarai sepeda motor.
Kompleksnya perkembangan zaman serta perubahan pandangan hidup yang terjadi disegala sendi kehidupan di era globalisasi seperti sekarang ini, secara tidak langsung menceritakan berbagai hal dalam kehidupan tersebut. Mulai dari hal yang positif dan negatif, serta munculnya berbagai pelanggaran bahkan kejahatan (kriminal) dalam masyarakat tersebut.
Hal ini merupakan masalah yang harus segera mungkin, untuk diselesaikan dan keamanan dalam masyarakat tetap terjaga dan terpelihara, para pembegal ini sangat keji dan biadab dalam melancarkan aksinya mereka tidak perduli dengan nasib korban yang mereka renggut mulai dari sepeda motor, harta, bahkan nyawa yang tak berdosa pun ikut diambil, walau korban sendiri sudah menyerah tidak berani melawan para begal ini tetap tidak memberi ampun demi menghilangkan jejak.
Pada dasarnya aksi pembegalaan ini terjadi karena faktor ketimpangan sosial maupun dekadensi moral yang menyebabkan terbentuknya individu-individu yang fragmatis dalam berperilaku, terutama terhimpit kondisi ekonomi yang sulit sehingga menyebabkan mereka nekat dalam melakukan segala cara untuk mendapatkan keuntungan dalam waktu yang singkat.
Maraknya kriminalitas jalanan jalanan di Medan bukan semata karena faktor ekonomi. Ada faktor perederan gelap narkoba yang kian marak, yang memicu kriminalitas jalanan. Hampir semua pelaku begal adalah pecandu narkoba. Mereka memilih jalan pintas karena terdesak kebutuhan untuk membeli narkoba. Mereka memilih jalan pintas karena terdesak kebutuhan untuk membeli narkoba. Para pelaku juga umumnya melakukan tindakan kejam kepada korban di bawah pengaruh narkoba.
Pada Rabu, 14 Juni 2023, kejadian tragis baru saja menimpa Insanul Anshori Hasibuan, seorang mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), semakin memperkuat urgensi tentang penanganan aktivitas pembegalan ini. Korban saat hendak membeli makanan di Kecamatan Medan Timur. Sayangnya, serangan dengan senjata tajam dari pelaku tersebut mengakibatkan Insanul tewas.
Menanggapi kejadian tersebut, pihak kepolisian segera merespon dan melakukan penyelidikan yang intensif. Berkat upaya mereka, empat pelaku berhasil ditangkap. Namun, saat penangkapan dilakukan, para pelaku melakukan perlawanan yang memaksa polisi untuk menembak keempat kaki mereka sebagai tindakan tanggap darurat demi menegendalikan situasi.
Maka dari itu perlu kesadarannya masyarakat serta para penegak hukum yang wajib peka dengan kondisi yang memilukan ini, karena membahayakan masyarakat yang tak berdosa dimulai dari terjalinnya sinergitas dan kerjasama antar masyarakat dengan aparat penegak hukum agar saling koordinasi guna menumpas perilaku tak terpuji oleh para pelaku pembegalan yang semakin hari kian meresahkan.
Terutama pada aparat penegak hukum harus sering melakukan patroli di jam malam yang dimana malam hari adalah waktu yang produktif bagi para pelaku pembegalan dalam melancarkan aksi-aksi kejinya, dan tidak lupa untuk para penegak hukum mencari tahu kelompok-kelompok begal ini secara menyeluruh guna menumpas sampai akar-akarnya.
Latar belakang seseorang melakukan kejahatan begal dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, ekonomi, tingkat pendidikan , keluarga dan kondisi fisik. Diantara berbagai faktor tersebut faktor lingkunganlah yang mendominan utnuk melakukan kejahatan begal, setelah itu faktor keluarga, ekonomi, kemudian tingkat pendidikan.Upaya pencegahan terhadap kejahatan begal oleh kepolisian dengan melakukan patroli rutin, sosialisasi kemasyarakat dan berbagai instansi seperti sekolah, selain itu juga memberikan pengetahuan hukum mengenai begal.
Sedangkan keluarga dapat mengambil peran dalam menciptakan keluarga yang harmonis, memberikan kasih sayang, perhatian dan kontrol terhadap keluarga ataupun anak serta memberikan contoh penerapan dan penanaman nilai-nilai agama yang mendalam.
Dengan kata lain setiap elemen di lingkup masyarakat harus bersinergi dalam memerangi kejahatan seperti pembegalan ini terutama para aparat penegak hukum dalam penangangan kasus begal, harus mejalankan secara menyeluruh setiap prosedur yang telah ditentukan oleh dalam BAB XXII Pencurian dengan pasal 362, 363, 365. Orangtua perlu memberikan kasih sayang kepada anak atau keluarganya dan menanamkan nilai-nilai agama yang mendalam serta memberi contoh yang baik dan mengupayakan terciptanya lingkungan keluarga yang harmonis bagi keluarga. Pemerintah kota Medan perlu memberikan perhatian bagi anak-anak yang putus sekolah, serta menambah lapangan kerja untuk yang pengangguran dan mengupayakan pemaksimalan pelaksanaan wajib belajar 12 (dua belas tahun) bai seluruh anak dikota Medan.
Artikel: Teguh Agum Pratama, Safira Putri, Rahman Siregar.